Bagaimana Cara menulis Opini dengan cepat dan mudah? pada postingan pertama ini saya akan berbagi tentang cara menulis opini dengan cepat dan mudah. Untuk lebih jelasnya saya akan mengulas dari pengertian opini sendiri,
Opini (Inggris: Opinion) adalah pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat langsung ditentukan misalnya menurut pembuktian melalui induksi (Wikipedia).
Berikutnya adalah cara menulis opini sendiri, menulis opini berarti menyebar luaskan gagasan. Dengan menulis opini,
maka seseorang berarti mentransfer ide dan gagasannya ke ruang publik.
Ia masuk ke ranah publik, dan berusaha mempengaruhi publik, dengan
tujuan akhir: gagasannya diterima atau juga diperdebatkan. Dan dia siap
untuk itu.
Karena itulah, menulis opini sesungguhnya adalah melakukan ”rekreasi
intelektual”: mengasah otak, menajamkan pikiran, menantang munculnya
ide-ide baru, juga menantang pendapat orang dengan argumentasi yang siap
untuk diperdebatkan.
Menulis opini berarti memberikan wawasan dan pengetahuan untuk orang lain. Berbagai informasi, data, juga pengalaman. Karena itulah, kegiatan menulis opini mestinya kegiatan yang dilakukan dengan hati. Dengan kesukacitaan, kegembiraan membagi gagasan dan kecintaan menyumbangkan ilmu dan pengetahuan.
Menulis opini adalah kegiatan yang menyenangkan. Siapa pun
sesungguhnya bisa dan mampu untuk menulis opini. Setiap orang yang
memiliki pengetahuan, mampu menulis, sesungguhnya ia bisa menulis
opini. Dengan opini, tidak saja gagasan itu bisa menyebar, tapi juga,
antara lain, membuat ia dikenal, juga mendapat honorarium.
Di Indonesia, hampir semua halaman surat kabar menyediakan rubrik opini. Dan hampir semuanya juga menyediankan honorarium untuk opini yang dimuat. Misalnya Koran Tempo dan Majalah Tempo. Opini-opini ini pun beraneka ragam. Bisa soal masalah sosial, politik, agama, pertanian, perkebunan, pertambangan, hukum, dan lain sebagainya. Penulis dengan latar belakang bidang yang dikuasainya, akan mendapat tempat khusus di media massa jika ia menulis opini tentang bidang yang dikuasainya tersebut. Ini karena dia dinilai memiliki otoritas.
Bahkan, kadang media secara khusus meminta orang tersebut untuk menulis topik-topik tertentu untuk hari-hari tertentu pula. Karena itulah, misalnya, kita mengenal nama Kwik Kian Gie untuk masalah ekonomi, Rhenald Kasali untuk pemasaran dan periklanan, nama Ignas Kleden untuk bidang sosial, nama Mulya Lubis untuk bidang hukum atau nama HS. Dillon untuk bidang pertanian. Juga, misalnya Al Chaidar jika berkaitan dengan NII atau Emerson Yuntho jika berkaitan dengan masalah-masalah korupsi.
Tentu saja mereka ini tidak langsung menjadi penulis opini.Mereka juga belajar, melalui banyak tahap. Tetapi, yang jelas mereka memiliki kompetensi yang membuat masyarakat mengakui, mereka memang layak untuk menulis soal atau masalah yang mereka tulis tersebut.
Antara Opini dan Kolom
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Balai Pustaka,
Opini disebutkan sebagai ”pendapat; ”pikiran,” atau ”pendirian,”
Opini memang bisa diartikan sebagai pandangan seseorang tentang suatu
masalah. Tidak sekadar pendapat, tetapi pendapat ilmiah. Pendapat yang
bisa dipertanggungjawabkan dengan berdasar dalil-dalil ilmiah yang
disajikan dalam bahasa yang lebih popular. Karena itulah, untuk
menulis opini juga dibutuhkan riset. Riset merupakan penguat dari
argumentasi penulis untuk menekankan gagasannya. Opini inilah yang
ditulis dan dituangkan dalam bentuk ”artikel.”
Adapun kolom adalah opini yang ”lebih cair” dalam gaya bahasanya.
Penulis kolom biasanya tidak saja mereka yang dikenal memiliki keahlian
dalam bidang yang ditulisnya, tapi juga memiliki style –gaya-. Itu sebabnya disebut ”kolomnis”
Bagaimana Menjadi Penulis Opini:
Dengan melihat rangkaian di atas, maka di sini untuk menulis opini dibutuhkan:
1.Pengetahuan akan bidang/masalah tertentu
2.Ide dan Gagasan
3.Argumentasi gagasan
4.Teknik Penulisan Opini
5. Pengetahuan bahasa
6. Pengetahuan Tentang Media Massa.
Kita uraikan satu persatu:
- Pengetahuan Bidang/Masalah Tertentu.
Penulis opini memiliki otoritas akan bidang yang memang layak bagi
dia untuk diketengahkan kepada masyarakat. Ini bekal utama seorang
penulis opini. Jika ia ahli pertanian, tentu masyarakat akan percaya
akan seluk beluk tanaman yang ditulisnya daripada yang menulis seorang
sarjana hukum.
Pengetahuan bidang tertentu ini sangat penting, juga terutama untuk ”legitimasi” diri seorang penulis di depan publik.
- Ide dan Gagasan
Ide merupakan barang termahal yang dimiliki penulis -apa pun dan
siapa penulis itu. Ide bisa tumbuh dari mana pun. Penulis yang terlatih
tidak pernah kehabisan ide untuk menulis opini. Karena ide bisa muncul
di mana pun, maka seorang penulis biasanya langsung menulis ide-ide yang
didapatnya begitu ide itu muncul. Ide itulah yang kemudian
dikembangkannya begitu ia memiliki waktu untuk menulis. Misalnya, di
sini, seorang penulis membaca atau mendapati kenyataan tentang makin
sedikitnya para mahasiswa tertarik dan ikut pada kegiatan-kegiatan
kampus. Penulis opini kemudian mendapat ide: membandingkan fenomena ini
dengan lima atau sepuluh tahun sebelumnya dan kemudian menganalisa
sebab musabahnya.
- Argumentasi Gagasan
Argumentasi ini sesungguhnya pasti dimiliki seseorang jika orang itu
memang menulis bidangnya. Ini memang berkaitan dengan nomor 1
(pengetahuan bidang yang dimilikinya). Argumentasi penting karena di
sinilah pembaca akan mengetahui ”kadar” keilmuan seorang penulis opini.
Semakin kuat dan logis argumentasi yang ditampilkannya, maka akan
semakin memperkuat gagasan yang ditulisnya.
- Teknik Penulisan Opini
Penulisan opini di media massa berbeda dengan penulisan di media
ilmiah. Pembaca media massa sangat beragam. Karena itu, penulisan opini
di media massa harus memakai bahasa yang komunikatif, tidak
bertele-tele, dan ringkas. Kecenderungan pembaca kini adalah membaca
tulisan yang tidak panjang, enak dibaca, dan gampang dicerna.
- Pengetahuan Bahasa
Kegagalan penulis opini dari kalangan ilmiah biasanya terletak pada
penggunaan bahasa. Penulis opini dari latar belakang ilmiah harus
belajar untuk memakai bahasa yang gampang dimengerti masyarakat,
sehingga bahasa yang ditulisnya, efektif, efisien, dan mudah dimengerti.
Jika pun penulis opini ingin menampilkan istilah asing, ia harus
pula mencari padanan dalam bahasa Indonesia. Penulis opini bahkan tidak
usah khawatir untuk menampilkan idiom-idiom bahasa daerah jika
dipandang menarik. Nasehat untuk ini: JANGAN SEKALI-KALI MENGANGGAP
PEMBACA SAMA TAHUNYA SEPERTI KITA. Beberapa kata yang tidak efektif bisa
dipangkas untuk menghasilkan tulisan yang padat. Kata-kata itu,
misalnya, ”oleh,” ”adalah,” ”itu,” ”tersebut” dll.
- Pengetahuan Media Massa
Pengetahuan tentang Media Massa merupakan hal penting yang perlu
diketahui penulis opini agar tulisannya bisa dimuat. Penulis opini,
dengan mempelajari sebuah media massa, akan bisa melihat, media massa
itu,misalnya, apakah memberi perhatian kepada masalah-masalah yang
digeluti sang penulis opini itu atau tidak. Suratkabar Kompas, misalnya,
cenderung untuk memberi tempat kepada opini dalam bidang apa pun.
Demikian juga harian Suara Pembaruan. Dengan pengetahuan seperti ini,
maka seorang penulis opini tahu, ke mana artikel yang dibuatnya itu akan
dikirim.
Dari Mana Memulai Menulis Opini
Teknik Menulis Opini
- Judul
- Alinea Pembuka
- Isi (Batang Tubuh)
- Alinea Penutup (Ending)
Penulis Opini mesti membuat judul tulisannya dengan menarik. Judul
harus lah eyes catching. Memikat. Syarat untuk judul seperti ini: Tidak
Panjang (Cukup tiga atau empat kata) dan memakai kata-kata yang tidak
klise, menggugah.
Judul tidak mesti dibuat lebih dulu. Bisa belakangan, setelah tulisannya selesai.
Alinea pembuka dan Lead
Lead adalah bagian penting sebuah tulisan. Lead seperti etalase, dia
harus dibuat menarik. Lead adalah kalimat pembuka. Ia seperti kail yang
menarik minat pembaca. Ia seperti lokomotif yang membuat mata dan
pikiran pembaca untuk terus mengikuti kalimat dan buah pemikiran
penulis.
Karena itulah lead harus menarik, tidak memakai pemikiran yang klise,
dan kalimatnya tidak panjang. Lead ini berfungsi untuk membawa pembaca
untuk mengerti masalah apa yang akan dibicarakan oleh penulis opini.
Lead adalah bagian penting dari alinea pembuka.
Isi Tulisan (Batang Tubuh)
Inilah ”daging” sebuah opini. Disinilah penulis menuangkan gagasan
dan ide-idenya. Dengan demikian secara ringkas bagian ini berisi:
- Gagasan apa yang ditawarkan
- Argumentasi kenapa pentingnya gagasan/ide/pemikirannya
- Contoh-contoh dengan menampilkan data-data yang relevan dan menunjang.
- Keuntungan dan kerugian jika gagasan itu diterapkan atau tidak diterapkan.
Alinea Penutup (Ending)
Bagian ini bisa dibilang merupakan kesimpulan dari tulisan opini.
Kendati penutup, penulis opini tetap harus menganggap ini bagian
penting. Untuk mengulang dan mengingatkan pembaca akan gagasan yang
ditawarkannya.
Kendati tiga bagian di atas merupakan hal penting untuk menulis
opini, sesungguhnya tetap saja diperlukan panduan agar tiga hal itu
menjadi kesatuan yang enak untuk dibaca –juga menulisnya.
Untuk ini dibutuhkan apa yang disebut OUTLINE. Outline adalah
semacam alur yang dibuat dengan mencantumkan segala hal yang
direncanakan akan dituangkan pada sebuah opini. Outline ini juga untuk
mengingatkan penulis agar tetap fokus atau tidak lupa pada hal-hal yang
sejak awal ia tetapkan untuk ditulis. Outline bentuknya adalah
pointer-pointer.
Contohnya, seorang penulis opini akan membuat tulisan tentang persoalan hilangnya sejumlah mahasiswa yang diduga direkrut NII.
Ia menulis pointer-nya sebagai berikut:
- Fakta banyaknya pengaduan orang tua yang kehilangan anaknya pengakuan para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dll
- bukan kejadian pertamakali Batang tubuh
- Data penelitian berbagai lembaga tentang aktivitas NII
- Data Departemen Agama dll tentang NII
- Bagaimana perekrutannya, di mana, siapa saja sasarannya.
- Apa yang harus dilakukan orang tua/lingkungan/perguruan tinggi dll
- Yang sudah dilakukan pemerintah
- Yang belum dilakukan pemerintah
Bagaimana, Mudah bukan?
Demikian postingan tentang Cara Menulis Opini Dengan Cepat dan Mudah, harapan besar bahwa semoga postingan cara menulis opini dengan cepat dan mudah ini dapat berfanfaat sebagaimana mestinya.
Terima kasih.
biasa nulis tutor sih gan jadi agak bingung kalau harus beropini ahha
ReplyDeleteDicoba saja gan.. hehehe
Deletemengetahui masalah sangat penting untuk menulis opini tertentu sama argumentasi dan bahasa sangat harus diperhatikan. Ane coba ikutin, soalnya sangat penting nih
ReplyDeleteTerima kasih atas apresiasinya mas..
DeleteIzin nyimak gan, terimakasih nice post
ReplyDeleteIya Silahkan mas
Deletewah bermanfaat buat referensi ini, saya tertarik menuliskan opini-opini, tapi sayang lebih sering menemukan opini politik...padahal Indonesia bukan sekadar politik. Makasih buat infonya. salam penulis pemula
ReplyDeleteAlhamdulillah penuh manfaat pak����
ReplyDeleteIzin bertanya juga ini,
Bagaimana menulis opini dengan tema budgeting penjualan ya?
Ada tidak contoh tahap awal dalam menulis opini itu? Apalagi dengan tema budgeting penjualan?
ReplyDeleteada kelas pembuat opini kah?
ReplyDelete